Sukses Haji dan Keteladanan Gus Men

Perspektif, limaloka.com – Media sosial secara ramai memberitakan protes Gus Menteri, Yaqut Cholil Qoumas, ke Mashariq Hajj berkaitan dengan layanan yang diberikan kepada jamaah haji Indonesia. Secara tegas, Gus Menteri merespon serius terkait hal ini, terutama berkaitan dengan layanan distribusi makanan.

Sebagaimana video yang beredar, pernyataan Gus Menteri, kurang lebih seperti ini “Selama jamaah saya (haji Indonesia) sudah makan, baru saya mau makan. Kalau jama’ah saya belum makan, saya tidak mau makan,”. Peristiwa ini terjadi usai terlambatnya evakuasi jamaah haji Indonesia dari Muzdalifah.

Pernyataan tersebut memperlihatkan ketegasan Gus Men untuk benar-benar memprioritaskan kondisi jamaah haji Indonesia, baik berkaitan dengan layanan konsumsi, akomodasi, penginapan, transportasi, dan lain sebagainya.

Sebagaimana diketahui, tahun 2023, para jamaah haji banyak yang sudah berusia 65 tahun ke atas. Karena itu, tagline dari Kementerian Agama adalah Haji Ramah Lansia. Banyak hal telah disiapkan untuk memberikan layanan dengan tidak mengurangi mutu layanan pada jamaah haji lainnya. Secara angka, jumlah lansia mencapai 30 persen (67.000 orang) dari total jamaah haji Indonesia yang berjumlah 229.000 pada tahun 2023. Persisnya, berdasarkan Big Data Kementerian Agama, terdapat sekitar 65.802 jemaah lansia, atau sekitar 33% dari total jamaah, termasuk jamaah dengan resiko tinggi.

Berkaitan dengan hal ini, telah banyak inovasi yang dilakukan oleh Kementerian Agama, misalnya menyediakan sarana transportasi bus sholawat untuk jamaah haji lansia, menyediakan ruang tunggu khusus bagi Lansia di lobi-lobi hotel Mekah menyediakan lift khusus untuk jamaah haji lansia, dan lain sebagainya. Para jamaah haji ini telah memenuhi syarat-syarat, misalnya syarat mampu (istita’ah) yang mengandung arti keuangan, keamanan, kesehatan fisik dan waktu. Pelayanan kepada seluruh jamaah haji ini menjadi kata kunci kesuksesan pelaksanaan ibadah haji tahun 2023.

Tentu, harus diakui, pelayanan jamaah haji tahun 2023 membutuhkan upaya dan usaha keras untuk memastikan semua hal berjalan dengan baik. Karena itu, pernyataan Gus Menteri untuk tidak makan sebelum jamaah haji makan, merupakan gambaran keteladanan seorang pemimpin.

Keteladanan ini terletak pada wujud tanggung jawab seorang pemimpin untuk memastikan segala persoalan dapat diselesaikan. Dengan kata lain, kebutuhan pribadi harus ditanggalkan sebelum urusan tanggungjawab keumatan belum selesai. Hal inilah yang dapat menjadi contoh dan teladan yang baik disaat banyak peristiwa atau oknum tertentu yang kerapkali mementingkan urusan pribadi dan kelompoknya, daripada urusan umat, bangsa, dan negara.

Kepemipinan Gus Men yang ditunjukkan sebagai Amirul hajj adalah prototipe pemimpin progresif, sensitive terhadap persoalan yang ada, serta progresif (future orientation) dengan mengayomi dengan sikap kasih dan sayang. Sebagai pemimpin, Gus Men turun langsung mengecek persoalan dengan turut serta bekerja.

Alhasil, saat ini para jamaah haji sudah mulai berdatangan ke Indonesia. Tentu, tidak ada yang sempurna. Namun, tanggung jawab dari Kementerian Agama dengan segala daya telah dilakukan. Sudah sepatutnya apresiasi diberikan kepada seluruh yang bertugas dalam mensukseskan pelaksanaan ibadah haji tahun 2023. Profesionalitas dan dedikasi yang tinggi itu telah ditunaikan dengan sangat baik.

Satu hal yang perlu terus dilakukan adalah evaluasi. Evaluasi juga menjadi kunci untuk terus dilakukan demi peningkatan pelayanan jamaah haji untuk tahun-tahun berikutnya.

Mau bergabung sebagai Kontributor?

Silahkan daftarkan diri anda dengan mengisi data berikut: